Pages

Monday, May 14, 2012

Jeplin Ingin Jadi Pesilat Sejati


 KARYA KAK OLIVE si "Suara Pelangi"

Di suatu pagi, saat langit masih gelap dan matahari sepertinya juga belum mandi karena belum terlihat menyinari bumi pagi ini. Jeplin si jerapah lincah berjalan tergesa-gesa menuju sekolah silat ceria.. Ditengah jalan Jeplin jerapah disapa oleh Pak Semy semut...
"Pagi Jeplin jerapah...Pagi benar berangkat ke sekolahnya.. Apa ada acara di sekolahmu?", tegur Pak Semy Semut. Rupanya Pak Semy Semut menduga bahwa di sekolah silat ceria ada suatu acara dan dugaan Pak Semy benar.Jeplin tersenyum ramah pada Pak Semy semut. "Pagi juga Pak Semy..iya, memang saya lebih awal hari ini ke sekolah karena saya ingin sampai lebih dulu dari teman-teman. Di sekolah silat ceria sedang ada acara lomba ketangkasan dan kekuatan, Pak Semy semut..".
"Begitu ya Jeplin, untuk apa kamu datang lebih dulu dari teman-teman mu?", Tanya Pak Semy semut.. "Karena saya sangat bersemangat Pak Semy...kalau bisa saya sempat berlatih dahulu, karena Pak Guru Kuda baru mengumumkan adanya lomba sore hari kemarin..."
"Saya suka anak-anak yg bersemangat seperti kamu".Kata Pak Semy semut dengan mata berbinar-binar.
"Seperti apa acaranya Jeplin?" ,tanya Pak Semy semut kembali.
"Acaranya adu kekuatan dan ketangkasan mengangkat tanah dalam wadah plastik. Setiap anak berlomba mengangkat wadah plastik berisi tanahdan yang jadi pesertanya anak-anak kelas 1 dan 2 di sekolah kami, Pak Guru Kuda yg menjadi jurinya"...
"Ooh begitu, seru sekali sepertinya, Pak Semy jadi ingin kembali bersekolah, kalau mendengar ceritamu.."
"Hehehe, kalau Pak Semy mau memakai seragam SD lagi seperti saya tidak apa-apa,  sayaakan ajak Pak Semy sekarang bersekolah lagi"...
"Tidak mau ah, masa Pak Semy jadi murid SD lagi, hehehe..."
"Baiklah Pak Semy semut, saya izin sekolah dulu ya, nanti kita sambung lagi ngobrolnya". "Kalau saya tidak berangkat sekarang, nanti tidak jadi datang lebih awal deeeh..."
"Iya..ya...sana segera berangkat, semoga menang yah. Pesan saya,seorang pesilat sejati tidak akan curang. Kamu tidak boleh curang lhoooo dipertandingan......"
"Tentu saja, saya kan akan menjadi pesilat sejati, pastinya saya tidak akan curang.."
Jeplin senang sekali, mendapat ucapan semangat dari Pak Semy...ia sudah tak sabar ingin cepat sampai di sekolah. Sesuai dengan namanya “Jeplin” si jerapah lincah, Ia lincah sekali….setiap kali merasa senang, ia berjalan dengan melompat-lompat.
Sampai di sekolah Jeplin melihat gerbang sekolah masih terkunci..Ia pun duduk disebelah pohon mangga. Didalam hati ia berkata, "Aih..aku mau berlatih lari aah”, ia pun berlari-lari mengitari pohon mangga. "Lalu latihan apalagi yaah",tanyanya dalam hati. "Aah latihan mengangkat beban saja, aku akan mengikat mangga-mangga yg berjatuhan ini lalu aku angkat-angkat". Jeplin mencari beberapa utas akar yg sudah kering diantara tumpukan dedaunan. Kemudian ia susun dan ia angkat beberapa mangga di sekitarnya sambil membayangkan mengangkat barbel di tempat fitness..."Satu dua..satu dua...satu dua....satu dua yea..satu dua..satu dua...satu dua yea"...
Tiba-tiba dari atas pohon mangga ada bunyi, kresek..kresek..kresek....daun daun di atas pohon mangga berjatuhan...dan...kresek...kresek.. . "Oooh, apa itu?", gumam Jeplin, kaget.."Siapa disitu, binatang atau hantu?", bulu kuduk Jeplin berdiri karena takut. "Haantuu..., Hahahaha...",gumam sesuatu dari balik dedaunan mangga. "Ha..ha...hantu , kenapa kau ada disitu", sahut Jeplin merinding. "Kikikikikk...... ", Sesuatu dari balik pohon mangga itu tertawa."Hari gini percaya hantu, capek deeeh...",kata sesuatu dari balik pohon itu dengan nada menyebalkan...."Haah, siapa sih disitu",..kata Jeplin... "Kenapa kau mengawasiku?"
"Aq tidak mengawasimu aku memang sedari tadi disini"..."Ciluk baa..."."Hah, ternyata Taper si tupai usil! ".Taper memperlihatkan wajahnya tanpa merasa bersalah karena telah membuat Jeplin takut......
Hari yang masih setengah gelap memang membuat Jeplin merinding..namun sebenarnya Jeplin memang tidak perlu takut...apalagi takut hantu.... "Sedang apa Jeplin?", tanya Taper. "Aku melihatmu sedari tadi seperti berolah raga..". "Yaah, akumemang sedang berolah raga, agar tangan-tangan dan kaki - kakiku kuat di lomba yang Pak Guru Kuda adakan pagi ini. Kami, anak-anak kelas 1 dan 2 sebagai peserta lombanya..."."Pantas, sedari tadi aq melihat dari atas pohon ini bukan hanya kamu yang sedang berlatih..ada Tily, Tola, dan Tilu tikus disebelah sana..". Walaupun usil, Taper sebenarnya baik hati, ia sangat perhatian pada teman-temannya. Taper berkata pada Jeplin, "Tapi latihan mereka aneh Jeplin".."Aneh bagaimana Taper tupai?" , tanya Jeplin. "Anehnya, mereka menggali lubang disuatu tempat, masuk kedalam tanah dan keluar lewat lubang yang lain"...
"Namanya juga tikus Taper...jadi sukanya memang di dalam tanah..mungkin mereka sedang melatih kekuatan tangan dan kakinya, sama seperti aku Taper", ucap Jeplin.
"Yaah, mungkin juga", ucap Taper.."Tapi menurutku, itu sih seperti sedang membuat sarang atau malah membuat lubang di dalam tanah", Lanjut Taper curiga. "Untuk apa membuat lubang atau membuat sarang..mereka juga kan mempunyai rumah...rumahnya di lubang tanah dekat pohon jeruk blok B 10,... disebelah rumahku", kata Jeplin
"Membuat lubang dibawah tanah memang ada gunanya Taper?, tanya Jeplin". "Sudahlah tidak usah berfikiran macam-macam pada binatang lain", Jeplin mengomel pada Taper
Taper bila sudah dinasehati akan mendengarkan saja....Jeplin juga tidak menduga apapun dari tingkah laku mencurigakan yang dilakukan 3 tikus kembar itu, yang telah diceritakan Taper sampai pada waktunya kemudian ia akan mengetahui tujuan dari ketiga tikus tersebut.
"Lihat teman-teman yang lain sudah pada datang". "Aku ingin menyapa mereka, ah!"."Lihat, ada Danill kuda nil, ada Koko ayam, ada Gani gajah, dan Monski monyet". "Oh iya, omong-omong, dari tadi kamu sedang apa  Taper di atas sana ?"...
"Aq sedang membuat rumah pohon kejutan untuk Tita tupai yang berulang tahun hari ini, jangan bilang siapa-siapa ya, Ini kejutan jadi rahasia........"."Ok, aku ga akan bilang sama siapa-siapa". "Taper, aku bergabung dulu ya dengan teman-teman yang lain...doakan aku menang nanti ya Taper tupai....". "Ya, aq doakan semoga kamu menang...Good Luck! "
Hari bertambah cerah, Jeplin memasuki pendopo kelas 2..bergabung bersama teman-teman lainnya..
"Selamat pagi Danil kuda nil", sapa Jeplin..."Pagi Jeplin, sudah siap untuk lomba kali ini?" tanya Danil. "Siap bos", jawab Jeplin bercanda.. Hari harimau pun tak mau kalah..."Aq juga sdh siap".."Lihat nih", Hari harimau menunjukkan otot-otot tangannya yang kelihatan besar-besar...
"Anak-anak ayo bersiap ke lapangan..Perlombaan akan segera dimulai", Pak Guru Kuda mengetuk- ngetuk pintu kelas..Anak-anak pendopo kelas 2 pun berhamburan keluar menyusul anak-anak kelas 1 yang telah dulu berada dilapangan.
"Perlombaan akan segera dimulai ...begini anak-anak, peraturan dari lomba ini, setiap anak harus berada di jalur larinya masing - masing"..
"Di setiap jalur lari tersedia 50 kantung plastic. Tugas kalian memasukkan tanah yang berada ditempat kalian ke dalam wadah plastic.”"Dalam waktu sesingkat mungkin kalian harus memindahkan kantong plastik tersebut ke akhir jalur lari kalian.Di setiap kesempatan berlari, kalian hanya boleh membawa 1 kantung plastik saja".
"Siap-siap anak-anak, di jalur lari kaliaan" "....Siaaap? ,....Waspadaa! ,....Go...!"
Setiap anak-anak binatang tersebut berlomba-lomba memindahkan kantung-kantung plastik berisi tanah... Ada yang berlari, terbang, ada pula yang merayap. Ada yang keberatan membawa kantung ada pula yang biasa saja..Sisi semut membawa kantungnya dengan diseret oleh tali, Berni beruang memanggul kantungnya..., Daru kupu-kupu membawa kantungnya juga dengan menggunakan tali yang digantung dilehernya..., lalu bagaimana dengan Jeplin... Jeplin jerapah dengan mudah membawa kantungnya.Ia tenteng sambil membayangkan membawa barbel di tempat fitnes.
Oia...Tily, Tola, dan Tilu...mereka, juga ikut berlomba...tapi...dimana yah mereka??? Hebat!! Ternyata mereka sudah selesai, padahal baru 8 menit. Anak-anak binatang yang lain rata-rata baru mengumpulkan sekitar 15 kantung tanah..tapi ketiga tikus itu sudah mengumpulkan 50 kantung tanah...
Setelah 45 menit Bapak Guru Kuda memastikan bahwa semua anak-anak pendopo kelas 2 telah selesai memindahkan kantungnya dan memeriksa pekerjaan mereka...
Setelah itu mengumumkan hasil perolehan kantung tanah masing-masing anak beserta waktunya."Pendopo kelas 2 berjumlah 15 anak. Dari 15 anak, 5 binatang tercepat diantaranya...
Yang pertama adalah Tily tikus ..di urutan kedua Tola tikus.. dan di urutan ketiga adalah Tilu tikus...dilanjutkan urutan keempat Daru kupu-kupu dan kelima Horsy Kuda".. "Wah, hebat sekali, muridku tikus kembar tiga...tiga-tiganya menang! ", ucap Pak Guru Kuda bangga. Anak-anak pendopo kelas dua pun berdecak kagum..."Woooow" ...."waoow"....."Si kembar tiga menempati urutan pertama, kedua, dan ketiga". Pak Guru Kuda memberikan tepuk tangan untuk mereka....Ketiga tikus, kembar itu tertawa bangga dan toss satu sama lainnya..bahkan dengan sombongnya membusungkan dada...
"Tikus kembar tiga memang tidak terkalahkan..siapa dulu donk, Tily, Tola, dan Tilu", kata Tola..."Ya, kalau mau hebat seperti kami, kalian harus jadi tikus dulu", kata Tily..., Sedangkan Tilu hanya manggut-manggut saja..
"Aku juga tikus tapi koq tidak menang, sih", kata Tiko tikus... "Soalnya kamu tidak hebat Tiko", kata Tola tikus pongah.
"Tily, Tola, Tilu ...walaupun kalian menang, kalian tidak boleh sombong seperti itu", kata Gani gajah.."Iya benar", sambung Daru kupu-kupu. Sedangkan Jeplin tidak menang tapi ia tetap senang..karena ia melihat teman-temannya yang menang senang...
Pak Guru Kuda melintasi arena lari milik Tola tikus menuju ke depan lapangan...tiba-tiba, Gedebuuug...Pak Guru Kuda tiba-tiba jatuh di sebuah lubang anak-anak terkejut sekali.
"Aapa ini"?, Kata Pak guru Kuda..."Banyak sekali kantung-kantung plastik berisi tanah dibawah tanah jalur finish Tola Tikus"..."Wah Tola tikus, kamu curang, yah?"...Setelah diperiksa oleh Pak Guru ternyata begitu pula dengan Tily dan Tilu tikus...mereka berbuat curang dengan telah menyiapkan banyak kantung di sebuah lubang dekat garis finis mereka. Ketiga tikus itu tertunduk malu.
Waaah, kalian curang...sorak anak-anak pendopo kelas 2 kepada 3 tikus kembar itu...si kembar 3 monyet..Onyit, Onyet, dan Onyot juga menyoraki mereka sebal...
Tilu dan Tily hampir menangis menanggung malu...sedangkan Tola malah sudah lebih dulu menangis duluan...."Huaaa...huaaa.....hauuu....huaaaa......"
Pak Guru Kuda memberi sanksi kepada mereka bertiga dengan hukuman tidak jadi menang dan tidak boleh mendapatkan snack di jam istirahat selama seminggu...
“Mereka sungguh tidak beruntung padahal minggu ini menunya enak-enak sekali..ada ice cream, chocolate, puding, dll...rugi deh mereka", fikir Jeplin. Sudah tidak jadi menang, tidak dapat snack,   bertindak memalukan, tidak seperti  pesilat yang sejati... yang jujur dan ksatria...ck..ck...untunglah aku tidak curang, karena orang curang ternyata tidak disayang Tuhan."
Ketiga tikus itu menunduk malu...dan berfikir, coba tidak usah curang ya...menang dengan tidak curang lebih terhormat dan ksatria...mereka pun sebenarnya ingin menjadi pesilat tangguh...masa pesilat tangguh curang...

Begitulah akhir cerita ini, teman-teman...
Eits tunggu dulu....lalu siapa yang menang dalam perlombaan ini?...

Urutan pemenangnya berubah....
Diurutan pertama ada Daru kupu-kupu sebagai pemenangnya... Yang kedua adalah Horsy kuda...daaan....diurutan ketiga ada Jeplin jerapah... Waah, Jeplin menaang..! , Diurutan ke empat ada Gani gajah..walaupun gendut tetapi Gani gajah ternyata tangkas juga... bisa berlari mengalahkan kelinci...diurutan kelima ada Rabita kelinci yang menjadi pemenangnya...

Horeee....Begitulah Teman-teman akhir cerita ini.....
Bagi yang ingin memberikan saran dan  tanggapan dan berpartisipasi memberikan pesan dari cerita ini.......silahkan. Salam..suara pelangi... :)


Monday, April 30, 2012

Legenda Jampang Lawan 7 Jawara

Alkisah, Setelah dapat meloloskan diri dari hukuman mati Belanda di Batavia. Abang Jampang lari ke wilayah pinggiran di selatan Batavia. Jampang bersembunyi di kebun kebun karet dan wilayah yang saat itu masih berupa hutan. Abang Jampang berpindah pindah tempat utk menghindari kecurigaan Belanda.

Sesekali Abang Jampang menjadi penyadap karet, sesekali ikut mancing di Kali Suren. Dan menyamar sebagai orang  biasa agar tak menarik perhatian Belanda. Belanda dan banyak warga batavia menyangka si Jampang tela dihukum mati akibat melawan Belanda dan membuat onar untuk membantu rakyat kecil di zaman itu. Namun berkat kecerdikannya, sosok mayat yg dikubur ini digantikan si Jampang oleh gedebong pisang. Dan kini Jampang menjalani kehidupan barunya di wilayah hutan kaert di pinggir kali Suren ini. Demikianlah di wilayah batas antara Bogor Banten dan Depok inilah Jampang menyembunyikan diri dari kejaran Belanda.

Si Jampang tak pernah meninggalkan sholat dan mengaji, Di setiap kesempatan dia bertemu orang dia selalu mengajak ke kebaikan, bekerja keras dan taat beribadah. Sambil bekerja si Jampang sering istirahat dan mengambil air sembahyang di mata air di sebelah kebun karet dan melakkan sembahyang. mata air atau entup yang bening dan segar ini menjadi pelepas dahaga disaat kerja dan menjadi penghilang lelah bagi si Jampang.

Sekali waktu si Jampang mengangkut hasil kebuin untuk dianter ke sebuah pasar. Pasar ini tidak besar namun menjadi pusat bagi perdagangan penduduk di sini. Ada sayuran, hasil tangkapan ikan, buah buahan, peralatan rumah tangga dan rokok adalah dagangan yang ada di pasar. Orang orang China yang ada disana jualan makanan dan mercon. Mereka memelihara babi di kandang-kandang rumah tapi tak berjualan babi secara terbuka. Makanya orang -orang nyebut kampung orang orang Cina ini jadi  Kampung Kandang. Sering terjadi bentrok antara masyarakat dengan warge keturunan ini namun tak pernah menjalar luas dan dapat diatasi. Orang Cina juga berakulturasi dengan warga menikah dan punya anak.

Kawasan ini jadi lokasi yang penting karena ada di pertigaan menuju Banten Bogor dan Depok. Sekaligus wilayah ini banyak jagoan. Maklum sebagai wilayah perbatasan ini setiap jengkal tanah ada jawaranya. Pengaas wilayah menggunakan bek dan jawara untuk emnmbuat wilayah ini aman dari para begundal yang akan merepotkan.

Nah, Abang Jampang akhirnya harus menjajal silatnya melawan para jawara. "Kalo Abang-abang bisa jatuhin Aye, biar ini wilayah Abang semua, Tapi kalu Aye yg menang, biar ini jadi kampung Aye. Pegimane?" kata Abang Jampang dengan bahasa sopan. Maklum para jawara ini lebih senior dibanding Abang Jampang. Jawara Jawara di Jampang punya silat kesohor dari berbagai wilayah. Ada yang belajar ilmunya di Banten. Ada jawara yang belajar silat di Bogor, dan Juga silat atau maenan pukul betawi. Maklum saja ini memang wilayah perbatasan ketiganya.

Nah pada waktu yg ditentukan, mereka bertemu di sebuah tempat. Waktu yg dipilih adalah malam di suatu tempat yg dirahasiakan di tengah hutan karet. Ada empat oncor bambu, yang menerangi arena tempat para jawara mau jajal ilmu. Para jawara pada dateng sendirian.Abang Jampang sudah sedia menunggu. namun ternyata ada sebagian murid murid dari jawara yg mngintip ngintip di kejauhan.para pendekar tentunya tahu dari bunyi gemeretak daun kering yg diinjak mereka, tapi didiamkan saja asal tidak mengganggu. Sempat ada yg berisik, Abang jampang menendang sebuah ranting kecil,dan kena kepala mereka yg berisik nonton di kejauhan. merekapun nonton dari jauh tanpa berisik.

Tiba tiba lompat Bang Enan ke tengah arena. " Udeh deh, ini jadi wilayah Gue aje" katanya. Bang Enan memang yg paling senior di antara jawara yg hadir. Dengan baju pangsi hitam dan ikat kepala, dan golok terselip di pinggang, Bang Enan memang terlihat gagah dan seram. Daia yg biasa kuasai pasar di wilayah ini. Anak buahnya banyak. Bang Enan menatap para jawara yang bediri mengitarinya satu persatu. Langkahnya tenang namun dari geseran kakinya menandakan ilmu silat yang tinggi.

TIba tiba maju satu orang dari Jawara itu. Perawakannya pendek tapi gempal. Orang orang memanggilnya Bang Nusa. Bang Nusa adalah orang yang disegani karena menguasai tambak dan empang-empang. Silatnya dikenal licin. Dengan peci agak miring dan sarung yang diiakat di pinggang, bang Nusa langsung berhadapan dengan Bang Enan.
"Entar dulu bang, ayo kita pade taroh golok kita" sergah Bang Nusa. Tapi Bang Enan menolak. "pantang bagi gue naruh golok, kalau udah keselip di pinggang"  sejenak ada ketegangan antara paera jawara. Mereka saling menatap. Lalu Jampang ambil siara "Jika mau terima usulan Aye, gimane kalao yg jatuh duluan yang kalah dan gak saling mencederai?" Langsung ini disetujui yang lain walau ada yg berat hati  bagi sebagian jawara pertarungan adalah hidup dan mati.

Tia tiba satu jurus dua jurus sudah digebrak oleh Bang Enan. Bang Nusa ngelayani dengan hati hati. Ternyata usia Bang Enan tak mempengaruhi kuaitasnya dalam bersilat. Mereka sama sama lihai. Sampai akhirnya sebuah pukulan telah bersarang di rahang bang Enan hingga ada darah keluar dari bibirnya. pertandingan terhenti sejenak. Bang enan agak kalap, seranganya jadi lebih cepat. Malah dengan gesit bisa dikendalikan, dan sebuah sapuan yg cerdik dari Bang Nusa membuat Bang Enan terjerembab jatuh. Bang Enin segera bangun dan pasang kuda kuda lagi. Bang Nus menatapnya, dan Bang Enin faham maksudnya, ia jadi malu dan mengambil goloknya yg terjatuh, lalu berjalan ke pinggir arena sambil mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya. Para centeng yag menyaksikan dari jauh berbisik bisik. Ada yang senang ada yang geram melihat pimpinannya kalah.

Semua mata tertuju pada Bang Enan. "Jampang, maju Lo" sambil menunjuk bang Nusa minta Abang Jampang maju ke depan. Dari sisi usia mereka berbeda jauh. Tapi Bang Nusa tahu kemampuan silat Jampang. Jika bisa jatuhkan Jampang, Nusa akan mampu kalahkan semua jawara.

Abang Jampang dengan santun maju ke depan, langkahnya bukan seperti pesilat, tai seperti oran ehndak perngi ngaji. Bang Nusa udah pasang kuda kuda ketika Jampang masih berdiri memagang sarung yang tergantung di pundaknya. "Pasang Lo", gertak  Bang Nusa sedikit tersinggung karena Jampang gak terlihat takut kepadanya. Jampang melilitkan sarung di pinggangnyadan mengikatnya. Terlihat gagah dengan peci dan pangsi merah dan sabuk hijaunya. Sambil benahi peci, dia meulai pasang kuda kuda yang ringan. Sejenak kemusian mereka sudah saling adu jurus. Gerakan Abang Jampang lebih tenang. Bang Nusa terlihat mengerahkan semua kekuatannya dalam setiap gerak. Ia kelihatan lebiih lincah saat ini dari pada waktu bertarung lawan Bang Enan yang lebih tua.

Sapuan, pentilan bang Nusa dengan cekatan di kuasai oleh Jampang. Sampai akhirnya Bang Nusa terdorong jauh karena gebrakan Jampang, hinga peci Bang Nusa terpental....Bang Nusa kembali pasang kuda kuda, dia belum terjatuh, bisa mnguasai lagi langkahnya. Pertarungan dilanjutkan karena bang Nusa belum dianggap kalah. Namun segebrak kemudian bang Nusa sudah terjungkal. serudukan Bang Nusa di elak dengan mengambil tenaga Bang Nusa sendiri, sedikit dorongan siku kiri Abang Jampang ka arah pinggang membuat Bang Nusa nyusruk ke tanah. Abang Jampang memenangkan pertarungan ini.

Demikianlah satu persatu jawara tumbang di tangan Abang Jampang. Akhirnya meerka semua menyerah dan sepakat memberi wilayah ini dalam kekuasaan Jampang. Jampang kemudian meminta para Jawara kembali ke rumahnya masing masing dan meminta agar mengamankan wilayahnya.

Demikian kisah si Jampang Lawan 7 Jawara. Sampai jumpa di kisah si Jampang berikutnya.